Wednesday, February 5, 2014

Surat Cinta UntukMu Tuhan

Standard
DearAllah

Siang ini aku ingin menulis surat cinta yang berbeda dari biasanya. jika biasanya aku menulis surat dengan lantunan do'a, hari ini aku ingin menulisnya dengan tanganku. agar aku bisa selalu mengingat tentang segala nikmatmu setiap aku membuka blogku

terima kasih untuk segala nikmat yang telah kau bagikan untukku. dan terima kasih untuk sehat yang telah kau kembalikan lagi kepadaku, setelah berbulan-bulan lamanya kau mengujiku dengan sakit yang membuat putus asa seluruh keluargaku.

tuhan...!!!!, hari ini aku ingin bercerita tentang keluargaku. tentang orang tuaku yang sangat luar biasa. terima kasih telah memberiku ayah yang luar biasa. dia adalah ayah yang sedikitpun tak pernah mengeluh tentang liburan, saat para ayah yang lain punya hari libur di setiap akhir pekan. dia tak pernah mengeluh setelah seharian bergumul dengan lumpur di sawah. 

tapi akhir-akhir ini dia mengeluh tuhan. dia mengeluh karna tubuhnya sudah mulai renta, karna tubuhnya sudah tak lagi muda. dan tenanganya sudah tak sekuat dulu. setiap dia pulang dari sawah, dengan motor tuanya dan sekarung penuh rumput untuk ternak kesayangannya. aku selalu meperhatikan wajah tuanya yang mulai tumbuh keriput di sana sini. dan tak lupa menyapanya, bertanya tentang pekerjaannya, tentang rasa capai yang tak pernah absen mengdatanginya setiap sore dan malam hari dia juga mengeluh timbul linu di sana sini. "ahhh dia memang terlihat sudah lelah" kataku dalam hati, jadi wajar saja dia mengeluh

aku merasa begitu beruntung punya ayah yang luar biasa seperti dia, karna saat aku hendak berkeluh kesah di depannya, aku merasa selalu di ingatkan untuk bersabar dan tidak mengeluarkan kalimat keluhan dan membesar-besarkan masalah yang aku hadapi, berusaha mengasihani diri sendiri dengan terlalu berlebihan

aku juga berterima kasih tuhan, untuk ibu yang luar biasa yang tak pernah lelah menemaniku sampai di saat yang tersulit sekalipun. dan juga tak pernah mengeluh dengan semua tingkahku yang kadang membandel dan tak jarang mengecewakannya.

begitu ingin aku berkata "sudahlah ayah ibu, saatnya kau nikmati hari tuamu dengan duduk di bangku teras depan rumah, menikmati senja yang begitu indah setiap harinya, tanpa bersusah-susah harus pergi ke sawah dan pulang di saat senja sudah habis" tapi aku tak pernah berani, karna aku belum punya sesuatu yang cukup untuk kubagi bersama mereka.

yang akhirnya aku hanya bisa mengendapkan kalimat itu di dasar tenggorokanku saja, sambil terus berusaha lebih keras dan tak (mau) lelah melantukan do'a untuk merayuMu agar mengabulkan asaku untuk mereka berdua.

aku tahu jika apapun yang aku berikan nantinya tidak akan pernah cukup untuk membalas kasih sayang mereka padaku, tapi setidaknya aku bisa melukis senyum di bibir mereka walaupun hanya segaris tipis saja.

setiap aku akan membagi rezeki dariMu untuk mereka, mereka tak pernah mau menerimanya. dan mereka selalu bilang "sudah simpan saja untukmu, bapak ibu sudah cukup dengan hasil dari sawah". memang penghasilan mereka cukup untuk menghidupi keluarga. tapi aku merasa menjadi berguna jika mereka mau menerima pemberianku yang tak seberapa

aku berjanji pada diriku sendiri sambil terus merayuMu tuhan, bahwa suatu saat nanti aku bisa mengatakan kalimat tadi. buat aku tetap semangat bekerja dan berusaha lebih keras, agar aku bisa membuat mereka setiap hari duduk di bangku teras saat senja tiba sambil menikmati sesap demi sesap kopi yang panas. atau mengantar mereka mendatangi tempat-tempat yang belum pernah mereka datangi. seperti saat dulu mereka mengajakku mengunjungi tempat yang tak pernah aku ketahui, agar kelak saat mereka kembali pulang ke sisiMu mereka bisa menceritakan padaMu tentang aku yang pernah melukis segaris senyum di bibir mereka


Dariku

HambaMu yang tak (mau) berhenti berusaha

0 buang kata:

Post a Comment

Silahkan memberi komentar apapun. Asalkan dengan bahasa yang baik dan sopan. Terima Kasih sudah mampir. Besok mampir lagi ya..!! :)