Semoga Kau Mengerti

Selamat siang Tuan..!!
Apa Kabarmu di siang sengit ini?
Nyenyakkah tidurmu semalam tadi?
Ahh tentunya tak timbul sesal di hatimu setelah aku kau katai.

Tidak. Tidak tuan. Aku tak marah saat kau maki.
Tidak. Tidak Tuan. Aku tak akan menjadi dengki.
Karna aku tau kau hanya tak mengerti.

Sadarkah kau tuan?
Akibat kata arogan yang kau ucapkan kemarin siang.
Membuatku tak bisa melalui malam dengan nyaman. Sebab katamu tak pernah pudar dari ingatan. Ahh.. Aku lupa tuan, jika aku memang hampir tak pernah punya lagi malam panjang nan tenang, sejak ribut yang kita ciptakan menguasai keadaan.

Kau tahu tuan?
Dalam diam aku berkomplot dengan degup jantung yang mulai menderu kencang untuk bertahan menyembunyikan (kenyataan), agar batinmu tetap tenang. Aku berakting angkuh, agar kau tak perlu berlelah-lelah menerka ucapan (yang mungkin salah) saat aku ucapkan.

Ah.. Mana sempat kau pikirkan tuan.
Aku diam bukan karna aku buta akan kodemu.
Aku diam bukan karna hatiku tak lagi peka menangkap sinyalmu.
Aku diam bukan karna aku tuli tak mendengar jerit inginmu.
Aku diam bukan karna aku bisu hingga tak bisa membalas sapamu.

Sakitkah aku?
Tentu saja tuan ini menyakitiku.
Karna aku berpura-pura jadi pandir yang dungu. gemingku sedang mencoba lupa dengan semua yang menempel padamu (di ingatanku).

Sudahlah tuan.
Jangan datang dengan bahagia yang menempel di pundakmu. Sebab aku tak pernah tahan di ejeknya sepanjang waktu.
Kau boleh datang tuan, kapanpun yang kau mau. Saat beban duka bergelanyut mesra di lenganmu.
Aku pasti rela tuan membagi lengan untuk mengangkatnya bersamamu.

Sekarang.
Pergilah tuan. Pergi sejauh yang kau mampu. Karna aku pandir yang terlalu percaya peluk tangan Tuhanku. Aku tak akan kekurangan (tuan), jika Dia bersamaku. Aku akan (mencoba) baik-baik saja walau tanpamu

Tenanglah
Tenanglah....